Banner

Menipisnya Lapisan Ozon di Bumi

Sabtu, 09 Februari 2013


kita sering mendengar kata Ozon. Kata ini terdengar tidak asing ditelinga kita. Ozon diperbincangan, didiskusikan, diseminarkan. Dilakukan sebagai kepedulian atas kekhawatiran kerusakan ozon akibat ulah manusia yang berlebihan. Ozon menjadi pusat perhatian di saat bumi dilanda kekeringan atau banjir yang menimbulkan banyak bencana di berbagai belahan bumi.
Lapisan ozon adalah lapisan di atmosfer pada ketinggian 19 - 48 km (12 - 30 mil) di atas permukaan bumi yang mengandung molekul-molekul terdiri dari tiga molekul oksigen dan amat berbahaya pada kesehatan manusia. Secara alamiah, ozon dihasilkan melalui percampuran cahaya ultraviolet dengan atmosfer bumi dan membentuk suatu lapisan ozon pada ketinggian 50 kilometer. (Wikipedia)

Ozon (O3) dihasilkan apabila O2 menyerap sinar ultraviolet pada jarak gelombang 242 nanometer dan disingkirkan dengan fotosintesis dari sinar bagi jarak gelombang yang besar dari 290 nm. O3 juga merupakan penyerap utama sinar UV antara 200 dan 330 nm. Penggabungan proses-proses ini efektif dalam meneruskan kekonstanan bilangan ozon dalam lapisan dan penyerapan 90% sinar UV.

Informasi tentang Ozon dibincangkan pada tanggal 16 September serta diperingati sebagai Hari Ozon Internasional. Peringatan hari ozon ini ditetapkan pada tanggal 16 Sepetember 1987 di Montreal yang dihadiri oleh 188 negara. Persetujuan ini sendiri diprakarsai program Lingkungan PBB untuk mengingatkan penduduk dunia tentang menipisnya lapisan ozon di bumi.

Terakumulasi Gas Rumah Kaca

Ozon mempunyai bau yang tajam, menusuk hidung. Ozon juga terbentuk pada kadar rendah dalam udara akibat arus listrik seperti kilat, dan oleh tenaga tinggi seperti radiasi eletromagnetik. Ozon dihasilkan dengan pelbagai persenyawaan kimia, tetapi mekanisme utama penghasilan dan perpindahan dalam atmosfer adalah penyerapan tenaga sinar ultraviolet (UV) dari matahari. Sinar ulta violet dikaitkan dengan pembentukan kanker kulit dan kerusakan genetik. Peningkatan tingkat uv juga mempunyai dampak kurang baik terhadap sistem imunisasi hewan, organisme akuatik dalam rantai makanan, tumbuhan dan tanaman. Penyerapan sinar uv berbahaya oleh ozon stratosfer amat penting untuk seluruh bumi.

Tahun duaribuan bumi kian memanas, tidak ada satu negara pun terbebas dari situasi pemanasan global serta rusaknya lapisan ozon pada stratosfer bumi yang disebabkan terakumulasinya gas-gas rumah kaca dalam jumlah yang berlebihan, seperti dipergunakannya bahan bakar fosil disertai penebangan hutan tak terkendali. Perubahan iklim yang terjadi dewasa ini membuat negara-negara di belahan dunia mengalami krisis. Menghadapi perubahan iklim dewasa ini Indonesia sangat rentan, menyebabkan bencana banjir, longsor, kemarau¡¡ panjang, angin kencang, dan gelombang tinggi. Ancaman¡¡ terhadap bencana iklim di Indonesia ini bahkan dapat terjadi dalam intensitas yang lebih besar lagi dan secara langsung dirasakan oleh masyarakat petani, nelayan, dipesisir, perdesaan, ataupun perkotaan.

Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan. Pemanasan global juga akan menimbulkan kekeringan dan curah hujan ekstrim yang pada gilirannya akan menimbulkan resiko bencana iklim yang lebih besar pada berbagai belahan dunia.

Pemicu Kerusakan Bumi

Beberapa faktor dapat menjadi pemicu kerusakan bumi, secara umum iklim sebagai hasil interaksi proses-proses fisik dan kimiafisik parameternya, seperti suhu, kelembaban, angin, dan pola curah hujan yang terjadi pada suatu tempat di muka bumi. Terjadinya pemanasan global, yakni adanya efek rumah kaca yang berlebihan di atmosfer bumi, sebagai akibat terganggunya komposisi gas-gas rumah kaca (GRK) utama seperti CO2 (Karbon dioksida),CH4 (Metan) dan N2O (Nitrous Oksida), HFCs (Hydrofluorocarbons), PFCs (Perfluorocarbons) and SF6 (Sulphur hexafluoride) di atmosfer.

Ketika pancaran dari matahari yang berupa sinar tampak atau gelombang pendek memasuki atmosfer, beberapa bagian dari sinar tersebut direfleksikan kembali oleh awan dan debu yang terdapat di angkasa, sebagian lainnya diteruskan ke arah permukaan daratan. Dari radiasi yang langsung menuju daratan sebagian diserap oleh bumi, tetapi bagian lainnya dipantulkan kembali ke angkasa oleh es, salju, air, dan permukaan reflektif bumi lainnya. Proses pancaran sinar matahari dari angkasa menembus atmosfer sampai menuju permukaan bumi hingga dapat kita rasakan suhu bumi menjadi hangat yang disebut efek rumah kaca (ERK). Tanpa efek rumah kaca di sistem iklim bumi, tentunya bumi kita menjadi tidak layak dihuni karena suhu bumi terlalu rendah.

Permasalahan menyangkut pemanasan global, banyaknya zat pencemar baik yang berasal dari industri maupun domestik, yang berpotensi sebagai Gas Rumah Kaca (GRK), gas-gas inilah yang bergesekan dengan lapisan ozon menyebabkan ozon rusak. Padahal lapisan ozon berfungsi menyerap sinar ultra violet yang berlebihan, sehingga dapat mencegah makhluk hidup di bumi terkena kanker kulit dan mencegah rusaknya tanaman dan biota di perairan.

Menurut para ahli penipisan ini karena pemakaian berlebihan dari Chloro Floro Carbon (CFC) yang banyak dipergunakan sebagai pendingan pada Air Conditioning (AC), refrigerator, sebagai bahan pengembang pada pembuatan karet, sebagai isolator pada plastik busa, bahan pembersih pada industri elektronik. Senyawa ini banyak dipergunakan dalam berbagai industri karena kestabilan sifatnya. Penyelidikan membuktikan CFC menyumbang 15-20 % terjadinya pemanasan global yang berakibat naiknya suhu bumi sehingga bisa mengakibatkan mencairnya es yang ada di kutub menyebabkan naiknya permukaan air laut dan ini dikhawatirkan beberapa kota bahkan negara yang rendah atau dekat dengan pantai kemungkinan akan tenggelam.

Ramah Lingkungan

Efek kumulatif zat dari perusak pada atmosfer diperkirakan para ahli baru bisa lenyap setelah 40 ¨C 50 tahun, sedangkan laju kenaikan kadar CFC pertahunnya antara 5-10%. Perlu menjadi pertimbangan penghuni bumi agar ERK tidak bertambah luas hal yang harus dilakukan yakni, pertama melarang secara gradual penggunaan CFC sampai industri menemukan alternatif ramah lingkungan, bahan ini diharapkan tidak digunakan sebagai propelen pendingin maupun industri plastik, secara politis pelarangan ini ditetapkan di bawah pemantauan kimia dunia sehingga mendorong industri pembuat mesin pendingin mencari alternatip bahan pengganti.

Kedua penghematan penggunaan energi listrik tidak hanya faktor ekonomi, melainkan juga faktor penting dalam penyelamatan lingkungan bumi. Pembangkit listrik banyak yang bergantung pada bahan bakar minyak dan batu bara. Pembakaran ini berpotensi memperbanyak emisi CO2 timbulnya kebakaran di musim kemarau, keempat pembatasan penggunaan bahan kimia secara berlebihan, penumpukan di atmosfer sebagai perisai akan memantulkan panas keluar atmosfer dan kembali ke bumi.

Penanaman pohon mampu menyerap CO2 di udara, dengan berkurangnya CO2, udara panas dari permukaan bumi dapat langsung dilepaskan ke angkasa tanpa hambatan. Semakin besar dan semakin banyak pohon dipelihara, semakin baik pengurangan pemanasan global. Tanaman hias dalam skala kecil yang ditanam disekitar halaman rumah, dijalan, di ruang terbuka atau gedung perkantoran dapat menciptakan efek sejuk dan memiliki estitika.

Pentingnya membangun kesadaran dalam menyelamatkan lingkungan dimulai dari diri sendiri yang merupakan bagian hijau secara berkesinambungan, menanam dan memelihara pohon disekitar lingkungan rumah atau perkantoran. Ini berguna mengurangi dampak pemanasan efek gas rumah kaca lokal maupun global.

Sejauh mana batas kepedulian kita atas menipisnya lapisan Ozon, sejauh itulah kepedulian kita atas terjadinya perubahan iklim, penyelamatan bumi sebagai tempat hunian. Perubahan iklim secara ekstrem sangat mempengaruhi kesehatan, mempengaruhi habitat mahluk hidup, mempengaruhi pola hidup, mempengaruhi kelestarian hutan, yang pada akhirnya mengganggu sumber air bersih kita.

Hidupkan sikap peduli dan empati atas lingkungan hidup. Menjadikan gaya hidup bersih dan peduli.

Referensi : http://www.analisadaily.com/news/read/2012/08/12/68399/menipisnya_lapisan_ozon_di_atmosfir_bumi/#.URcTMvR-i40
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Safan Maulana Blog - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Inspired by Sportapolis Shape5.com
Proudly powered by Blogger